Kamis, 27 Desember 2012

sekaten duapuluhtujuh

alun-alun utara,berjejal keramaian ria disana, ikut bergumul tawa, ada bianglala bercampur sorot lampu kota, tak mampu padamkan temaram malam,berbinar sinar, merekah kuning jingga,terlarut hampir,tersudut nostalgia getir, jelas ingatan, kenangan dan tentang kamu rindu bianglala, hingga arum manis ya kau sebut, dan benar semua terasa kurang jua, semua canda isak tentang kamu.
aku tunggu kamu di pasar malam sekaten esok...








Selasa, 25 Desember 2012

membumi batu-Moammar Emka


Berharap diayun ketiadaan. Memangsa getar membumi batu. Berkalang tanah menjadi seonggok rasa basi.
Sepi ini telah menelantarkan kelakar tawa. Menyesatkan hati di lembah keterasingan.  Membawa jejakku terpenjara dalam pusaran labirin yang berliku.
Rumah hatimu adalah tumpah rinduku. Berkemah merangsak sumsum; mengibarkan bendera kegelisahan yang membukitkan luka, juga bahagia.  Setiaku membabibuta. Kalap membumihanguskan nalarku.
Entah nyata atau semu. Entah berharga atau sia-sia, aku hanya ingin hadir ditimang lugu senyummu, dan menangis di sudut bibirmu.

peduli

peduli menjadi pendengarmu adalah caraku..
memeluk tiap jengkal ceritamu adalah rinduku..
resapi tiap nada bicaramu adalah canduku...
dan benar mencintaimu adalah proses tiada tara..
benar ku akhirnya tak peduli endingnya.
dan terserah kamu akhirnya..
cukup bagiku..
tak boleh lelah bagiku..
tak boleh harap lebih padamu..
cukup mencintaimu...
cukup memeluk ceritamu..
cukup...
biarlah lebih menjadi bonus akhirnya jika layak...
jika pantas bersanding,,


Senin, 24 Desember 2012

Refleksi Hujan

duduk diteras menetas sajak emas,kopi berbicara seirama dengan melodi hujan siang itu, memandang langit yang tak berawan, tentu saja karena awan sedang  menetaskan semburan tirta ke daratan, tentu saja menumpahkan semua kekesalannya karena sudah tak kuat membendung resapan air laut, refleksi siklus kehidupan awan, air, hujan tanpa muara, dan kubersimpuh bercermin juga, kehidupan nanar binar berliku, berotasi juga, tanpa atau mungkin belum bermuara juga, menanti ujungnya, retasan tiap relung sukma meretas tiap jengkal pengalaman hidup, berperang juga dengan kata logika, tentu kadang tak berpangkal juga..sedih, senang, duka berganti di tiap porosnya, mereka kadang berebut porsi, belum mati, tak tau arti, belum mengerti. Semua berakhir juga pada tiap penantian, pertemuan, kematian. Dan pasti hikmah memberi nanar, pelajaran selalu berkisar pada akhirnya, dan bijakpun menjadi tameng atas pergelutan perang nantinya.

Kamis, 06 Desember 2012

jedugjedugjedug

jedug jedug jedug jedug gemeruduk...
skrillex skrillek skrillex merasuk...
menggaung kamar beserta latte tampak kusyuk...
kali benar abaikan getar..
tak peduli cetar...
penat biarlah lepas..
sesak biarlah kandas..
dubstep ria, persetan galau ria..