Selasa, 25 Desember 2012

membumi batu-Moammar Emka


Berharap diayun ketiadaan. Memangsa getar membumi batu. Berkalang tanah menjadi seonggok rasa basi.
Sepi ini telah menelantarkan kelakar tawa. Menyesatkan hati di lembah keterasingan.  Membawa jejakku terpenjara dalam pusaran labirin yang berliku.
Rumah hatimu adalah tumpah rinduku. Berkemah merangsak sumsum; mengibarkan bendera kegelisahan yang membukitkan luka, juga bahagia.  Setiaku membabibuta. Kalap membumihanguskan nalarku.
Entah nyata atau semu. Entah berharga atau sia-sia, aku hanya ingin hadir ditimang lugu senyummu, dan menangis di sudut bibirmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar